Sejarah Pesantren Al-Fatah

Pondok pesantren ini didirikan melalui dua periode :
- Periode Printisan
- Periode Pembangunan
1. PERIODE PRINTIS
Pada periode ini didirikanlah masjid yang diberi nama “AL-FATAH” tepatnya pada tanggal 1 Mei 1939. Sebelumnya sudah ada bangunan yang berupa mushollah yang didirikan pada tahun 1930. Pada tahun 1953, Kyai Shidiq membongkar rumahnya sendiri (milik pribadi) sebagai modal utama untuk membangun pesantren, sehingga terjadilah pondok yang berdiri dari 12 lokal/kamar yang hanya cukup menampung 50 orang santri. Pelayanan pendidikan terhadap santri – santri praktis tidak mencukupi jika ditangani oleh Bapak Kyai sendiri sehingga memerlukan bantuan santri-santri senior beliau.Diantaranya: H. Mahmud, H. Abu Bakar, Junaidi dll.
Kyai H.Siddiq menginginkan putra sulungnya yang bernama Mahmud menjadi Kyai, maka pada tahun 1949 Mahmud disuruh belajar mengaji di Pondok Pesantren Subontoro, kemudian di Bacem-Madiun Termas-Pacitan, yang terakhir di Tebu Ireng Jombang kemudian ayahnya menyuruhnya pulang untuk membantu mengajar dan sekaligus dididik sebagia calon Kyai yang kelak akan menggantikan ayahnya. Pada tahun 1956 Kyai Sihdiq wafat dalam usia kurang lebih 62 tahun dan perjuanganya diteruskan oleh Putranya yaitu KH. Mahmud sepeninggal KH. Shidiq, KH. Mahmud semakin berat tanggung jawabnya terhadap masyarakat. Baik dalam bidang mental maupun spritual. Kemudian KH. Mahmud segera merencanakan suatu program jangka pendek dan jangka panjang.
Program jangka pendek diantaranya, membina santri sebagai kader – kader utama yang sanggup bekerja dan beramal disamping menambah sistem pemdidikan salain sorogan.
Kemudian di bentuklah Pengurus Pondok Pesantren diantaranya:
Bapak.H. Abu Bakar sebagai Ketua,
Bapak. Mukhtar sebagai Sekertaris, dan
Bapak.Junaidi sebagai Bendahara.
Program jangka panjang diantaranya mendirikan Madrasah Ibtidaiyyah, Madrasah Diniyyah Miftahut Tholibin, Madrasah Wajib belajar dan Madrasah –Madrasah lainnya yang dicita – citakan sejak tahun 1956.
2. PERIODE PEMBANGUNAN PGA dan Penegriannya
Dalam periode pembangunan ini usaha yang dilakukan adalah :
- Mendirikan Gedung Madrasah.
- Menambah Gedung Pondok.
- Membuka Madrasah Tsanawiyah.
- Buka PGA dan Penegriannya.
- Peluasan masjid Al-Fatah.
- Membangun Aula dan gedung tinggkat dua.
- Mendirikan Pondok Putri.
- Al-Fatah mulai berbadan hukum.
- Mendirikan SMA dan SMP Al-Fatah.
- Mendirikan MTs MA Al-Fatah.
- Tahfidzul Qur’an.
- Usaha Peluasan Da’wah Islamiah dan, fikir umat.
Mendirikan Gedung Madrasah.
Atas dasar kesepakatan bersama antara Pengurus yang tersusun, Pengasuh dan Wali Murid, dengan biaya yang dipikul bersama secara gotong royong, bahkan ada orang yang bersedia menyumbang satu lokal yang segalanya ditanggung sendiri, sehingga tepat pada tahun 1961 terwujudlah gedung yang dimaksud berjumlah tiga belas lokal.
Menambah Gedung Pondok .
Karena local Pondok sudah tidak mencukupi untuk menampung santri, hal ini mendorong pengurus untuk menambah gedung lagi, sehingga pada 1967 berhasil menambah tiga lokal dan terus bertambah sampai sekarang.
Membuka Madrasaha Tsanawiyah.
Pada tahun 1959 didirikanlah Madrasah Tsanawiyah yang dikepalai langsung oleh Bapak KH. Mahmud Kholid Umar dan Wakilnya Bapak Ahmad Shodiq dan dibantu beberapa orang pengasuh lainnya.
Membuka PGA dan Penegriannya
Untuk mencukupi kebutuhan Guru Agama baik swasta maupun negeri maka dibukalah PGA 4 tahun, pada tahun 1967 dengan Bapak Sekolah Bapak Sidiq. Berdasarkan surat Mentri Agama RI 21 November 1967, Nomor 143/1967 berlaku sejak tahun ajaran 1968, kemudian menjadi PGAN 4 tahun, pada tahun 1969 ditingkatkan menjadi PGAN 6 tahun hal ini berdasarkan surat keputusan Menteri Agama tanggal 15 Mei 1969 Nomor 35/1969, dengan mengangkat secara defnitif sebagai Kepala Sekolah Drs. H. Mudzakir Adnan, hingga tahun 1982 dan sebagai pengantinya adalah Bpk R.A. Badawi, B.A. namun pada 1978, PGAN 6 tahun berubah menjadi MTsN dan MAN yang masing – masing di kepalai oleh Bpk. Mohdiyat Sofwan, B.A (MTsN) dan R.A Badawi (MAN), hal ini berdasarkan keputusan Menteri Agama Nomor 17/1978 tanggal 16 Maret 1978.
Peluasan Masjid Al-Fatah .
Masjid Al-Fatah pertama didirikan pada tahun 1939, dan di perluas pada tahun 1969 dengan ukuran 50 x 30 M2 dengan biaya Rp. 2.500.000 (dua juta lima ratus ribu rupiah).
Membangun Aula dan Gedung Tingkat Dua.
Pada tahun 1970 dengan gedung yang ada untuk MI, MTs dan PGAN tidak mampu lagi menampung siswa maka dibangunlah gedung tingkat dua yang terdiri dari 12 lokal dengan menelan biaya Rp. 3.500.000 (tiga juta lima ratus ribu rupiah),. Selesai membangun gedung bertingkat kemudian pada tahun 1972 dibangunlah gedung Aula yang berukuran 80 x 40 M2 dengan biaya Rp. 4.500.000 (empat juata lima ratus ribu rupiah).
Mendirikan Pondok Putri.
Pada tahun 1974 didirikanlah Pondok Putri yang terdiri dari 13 lokal yang menelan biaya Rp. 3.250.000 (Tiga juta dua ratus lima pulu ribu rupiah), namun sampai sekarang diadakan peluasan hingga sampai 21 lokal yang diduduki oleh 200 santri putri.
Al-Fatah Mulai Berbadan Hukum.
Sebelum Al-Fatah berdiri, sudah ada lembaga pendidikan yang diberi nama Miftahul Tholibin yang artinya ‘ kunci Untuk menuntut Ilmu’. Dalam perkembangan selnjutnya tercapaila kemajuan yang pesat sehinggah nama Miftahul Tholibin berpindah nama menjadi Al-Fatah yang artinya ‘pembukaan’ karena semua adalah serba pemulaan, untuk mencetak kader – kader muslimin yang teguh bertaqwa dan beramal.
Untuk menanamkan kepercayaan kepada masyarakat maka Pengurus mengupayakan agar Al-Fatah berbentuk badan hukum dengan nama Yayasan Pendidikan Islam Al-Fatah Temboro Karangrejo Magetan. Perpindahan nama tersebut terjadi atas Nnotaris RN Sinulingga S.H Madiun Disaksikan atau disahkan dengan akte Notaries nomor 12 tanggal 17 September 1969.
Mendirikan SMA dan SMP Al-Fatah.
Untuk melengkapi sistem pendidikan yang ada maka pada tahun 1978 didirikanlah SMA Al-Fatah dengan status terdaftar pada Kanwil Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur dengan NSS 304051001005. Karena suatu hal, amak sekolah tersebut hanya berjalan untuk ajaran 1978 / 1979 saja dengan siswa 40 anak. Kemudian 3 tahun sesudahnya yaitu tahun ajaran11983/1984 sekolah tersebut dibagun kembali dengan status dan NSS yang sama serta NDS.E.24074001 dan pada tahun ajaran 1988/1989 sekolah tersebut DIAKUI dengandengan nomor keputusan 011/c/Keb/1989. Bersama dengan bangunnya kembali SMA Al-Fatah juga didirikan SMP Al-Fatah yang berstatus TERDAFTAR hingah pada tahun ajaran 1987 / 1988 berstatus DIAKUI.
Mendirikan MA dan MTs Al-Fatah.
Untuk mempermudah pengolaan pendidikan yang berada dibawah naungan Al-Fatah dan adanya proyek MAN Temboro di PUrwosari Magetan, dan proyek MTsN Temboro di Balaku Karangrejo Magetan maka didirikanlah MA Al-Fatah pada tahun 1989 dangan jumlah murid 40 orang 18 guru. Kemudian pada tahun 1988 didirikan pulah MTs Al-Fatah dengan modal murid 50 murid 14 guru.
Adapun mengenai Perguruan Tinggi sebenrnya telah didirikan FAKULTAS TARBIYAH pada tahun 1975 dengan status TERDAFTAR pada Kopertis Jawa Timur namun usia Fakultas tersebut tidak bertahan lama sehingga hanya sekitar tiga tahun.
Tahfidzul Qur’an
Disamping pengkajian – pengkajian Kitab Kunig di Pondok Pesantren Al-Fatah juga diadakan Pendidikan Tahfidzul Qur’an yang dimulai padatahun 1990 kegiatan ini di Pondok Putra pada mulanya dikoordinir atau diasuh oleh santri Al-Fatah sendiri yang diasuh oleh Ustd. Khumaidillah dari demak purwodadi , tapi karena beliau tidak lama dipondok maka diteruskan oleh santri yang bernama Ust, Faizin dari Demak . Sampai sekarang Santri Al-Fatah telah mencetak ratusan santri Hafidz Al-Qur’an. Adapun di Pondok Putri diasuh langsun oleh Ibu nyai Uzairon Thoifur Abdillah.
Usaha Dan Peluasan Da’wah Islamiyah dan Fikir Umat.
Setelahnya ada da’wah para wali datang dari penjuru dunia, hiduplah di negeri ini maka berdirilah masjid – masjid, pesantren – pesantren dan lain – lain. Dengan ini bisa kita simpulkan bahwa sumber amalan agama adalah Da’awah. Wajarlah ketika umat ini sudah tidak ada kesungguhan dalam da’wah maka merosotlah semua amalan agama bagaikan persawahan yang sumber airnya mengecil, maka tampaklah akibatnya dalam semuah kawasan sawah itu. Para Ulama mengatakan bahwa “Lemahnya Da’wah disebabkan lemahnya iman dan lemahnya fikir umat “. Menyadari hal ini dan dengan mepelajari sejarah para Nabi , para Shohabat dan para leluhur-leluhur kita maka kita mengadakan majelis fikir umat setiap malam jum’at yang diikuti oleh para santri alumni dan masyarakat umum setelah itu diadakan himbauan kepada yang hadir untuk menyempatkan 3 hari , seminggu , atau sedapatnya untuk mengadakan program – program yang tujuannya antara lain :
Melatih diri mengamalkan sunah –sunah Nabi S Selama 24 jam (Pegangan Pokok Bidayatul Hidayah).
Mengadakan kunjungan ke masjid – masjid, supaya setiap masjid ada amalan ibadah, ta’lim wa ta’allum, da’wah dan pelayanan masyarakat.
Usaha mengadakan ziaroh pada Ulama.
Menghidupkan sunah shilatuhrohmi kepada umat islam secara menyeluruh , terutama yang dirasa rawan dalam bidang agama, sehingga timbul kasih sayang dengan kasih sayang akan mudah menjalangkan agama.
Membantu pemberian dalam mewujudkan pembangunan manusia seutuhnya .
Alhamdulillah, berkat do’a dan dukungan segalah pihak usaha ini mulai menmpakkan hasil yang positif , banyak masjid yang mati hidup kembali banyak sodara kita yang belum sholat bisa menikmati sholat berjamaah dan lain lain.